Tuesday, October 14, 2008

Semiloka Arsitektur Kota Denpasar

Semiloka: Denpasar dan Arsitektur Bali.
.
Undangan

Dengan hormat,
Pemerintah Kota Denpasar melalui kerjasama Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Denpasar dengan Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Bali dan INKINDO Bali mengundang Anggota IAI Daerah Bali dalam acara SEMILOKA Arsitektur Tradisional Bali dan Pembangunan Denpasar Menuju Kota Berwawasan Budaya yang kami selenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Jumat, 17 Oktober 2008
J a m : 09.00 s/d 17.00 Wita
Tempat : Hotel Nikki, Jl. Gatot Subroto, Denpasar, Bali
Acara : Semiloka Arsitektur Tradisional Bali dan Pembangunan
Denpasar Menuju Kota Berwawasan Budaya.
Gagasan dan pemikiran Bapak/Ibu/Saudara dalam Semiloka tersebut akan melengkapi dan menyempurnakan pembahasan menggagas wajah Denpasar menuju Kota Berwawasan Budaya.
Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara, kami sampaikan terima kasih.

.
Denpasar, 10 Oktober 2008
Kepala Dinas Tata Kota dan Bangunan
Kota Denpasar,

.
Ir. I Gst. Pt. Anindya Putra, Msp.
.
Catatan:
- Tidak dipungut Biaya
- Nilai Komulatif: 12
- Terbatas untuk 200 orang

.
.
Denpasar, Budaya dan Arsitektur
Alam Bali dengan iklim tropis memang menawarkan pemandangan yang indah sekaligus menjadi inspirasi bagi penduduk Bali untuk mengolah budi dayanya. Walau daerah lain di Nusantara nampaknya tidak beda jauh dengan kondisi alam Bali namun paduan alam, budaya dan perilaku masyarakatnya telah membawa Bali menjadi amat khas. Wajah Bali yang khas inilah kemudian mendapat tempat di mata para pelaku dan pengamat budaya serta para pelancong di manca negara. Tak ayal sejak terjadi kontak dengan daerah luar Bali dan luar negeri, terutama semasa penjajahan Belanda, Bali menjadi buah bibir di kalangan peminat budaya timur.
Keunikan alam Bali, masyarakat dan budayanya, sejak jaman penjajahan Belanda telah dilirik oleh bangsa asing sebagai tujuan wisata. Memasuki pertengahan dasawarsa 1960, ketika dioperasikannya Bali Beach Hotel, Bali semakin berkembang menjadi daerah tujuan utama pariwisata di Indonesia bahkan di Asia. Perekonomian Bali secara pasti makin menggeliat menuju ke arah yang lebih baik. Seiring dengan itu, kehidupan beragama dan berbudaya pun makin marak sehingga pariwisata dan budaya Bali menjadi hubungan sebab akibat yang membawa Bali makin digemari oleh kalangan wisatawan.
Perjalanan sejarah Bali memang panjang, tak jauh beda dengan wilayah lain di Nusantara, yang akhirnya menuntun Bali ke masa kini di era pariwisata. Sebagai daerah tujuan utama wisata di Indonesia, Bali cenderung menerima dorongan pengaruh budaya asing yang bila tidak disikapi dengan arif akan membawa budaya Bali semakin pudar. Perubahan perilaku manusia Bali terhadap alam lingkungannya dirasa oleh banyak pencinta Bali, terutama oleh orang asing, lambat laun akan bergeser. Menekuni kembali nilai-nilai kearifan budaya masa lalu sembari tetap berpacu dengan kemajuan jaman dan teknologi adalah langkah yang sepatutnya dilakukan oleh orang Bali untuk menjaga Bali tetap memiliki taksu.
Kedatangan Belanda ke tanah Bali, dalam pandangan tata negara, berpengaruh besar terhadap perkembangan pusat-pusat pemerintahan kerajaan kendati secara fisik masih berpijak pada batas wilayah Asta Negara. Simbol-simbol pemerintahan kerajaan di Bali akhirnya runtuh saat perlawanan terhadap Belanda diawali dengan kekalahan Buleleng yang disusul oleh banyak perlawanan di daerah lain termasuk peristiwa Puputan Badung (1906) dan tuntas sirna pada Puputan Klungkung (1908). Perlahan tapi pasti, sejarah perpindahan pusat pemerintahan dari Bali utara ke Bali selatan terulang pada jaman kolonial ini. Pusat kendali pemerintahan kolonial di Buleleng akhirnya pindah ke Denpasar, yang kemudian setelah kemerdekaan ditetapkan menjadi ibukota Daerah Tingkat I Bali sejak 1958.
Sebagai pusat pemerintahan Daerah Tingkat II Badung dan Tingkat I Bali, ketika itu, Denpasar mengalami pertumbuhan yang sangat cepat meliputi pertumbuhan fisik, ekonomi, dan sosial budaya. Perkembangan fisik Denpasar dan sekitarnya melaju cepat dibarengi perubahan kehidupan masyarakatnya telah memberi dorongan dan sekaligus menjadi inspirasi dalam mengupayakan arah pembangunan Kota.
.
Maksud dan Tujuan Semiloka
Denpasar adalah wilayah kota yang perkembangannya paling cepat dibanding dengan kabupaten lainnya di Bali. Sebagai akibat ikutan dari perkembangan tersebut, kota menjadi sarat beban dan wajah kota dengan cepat mengalami perubahan.
Bertolak dari hal tersebut, penyelenggaraan Semiloka tersebut dimaksudkan mampu memberikan gambaran perihal :

  • Inventarisasi dan dokumentasi situs-situs arsitektur tradisional Bali di Denpasar.
  • Pembabakan dan perkembangan arsitektur di Denpasar.
  • Menggali informasi dan masukan dari berbagai kalangan sebagai pertimbangan dalam menyusun kajian perihal trend perkembangan arsitektur di Denpasar.
  • Mengagas formula pengembangan arsitektur khas Denpasar yang mampu mengadopsi berbagai fungsi yang bermukim di Denpasar.
  • Memilah dan memilih dasar-dasar arsitektur untuk kemudian dijadikan acuan dalam menyusun berbagai peraturan dan ketentuan hukum terkait dengan upaya pembangunan Denpasar menuju kota berwawasan budaya.

Harapan lebih besar yang dituju dari Semiloka ini adalah akan bisa menjadi satu model pengembangan arsitektur kota bagi wilayah kabupaten lainnya di Bali yang cepat atau lambat akan mengalami perkembangan seperti yang dialami oleh Kota Denpasar.

.
Peserta dan Jadwal Semiloka
Peserta SEMILOKA adalah instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar, Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten se Bali, kalangan praktisi bidang arsitektur yang tergabung dalam organisasi Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Bali dan INKINDO Bali.
.
Keynote Speaker:
Walikota Denpasar: I. B. Dharmawijaya Mantra, SE., M.Si

Pembicara:
Ir. I Gusti Made Putra, M.Si

(Dosen Fak. Teknik Arsitektur UNUD - Arsitektur Tradisional Bali di Denpasar)
Ketut Rana Wiarcha, ST, IAI
(Ketua IAI Daerah Bali - Arsitektur Denpasar, Kini)
Ir. Wayan Gomudha, MT, IAI
(Praktisi Arsitektur - Transformasi Arsitektur di Denpasar)

.
Acara Semiloka
1. 08.00 - 08.45

Registrasi
2. 08.45 - 10.00

Pembukaan
Laporan Kepala Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Denpasar
Sambutan Walikota Denpasar
Rehat
3. 10.00 - 10.45 Paparan 1 Arsitektur Tradisional Bali di Denpasar
4. 10.45 - 11.30 Paparan 2 Perkembangan Arsitektur Denpasar, Kini
5. 11.30 - 12.15 Paparan 3 Transformasi Arsitektur di Denpasar
6. 12.30 – 13.30 Istirahat – Makan Siang
7. 14.15 – 15.45 Sidang Komisi
8. 15.45 – 16.35 Laporan Sidang Konisi
9. 16.35 – 17.00 Penyampaian Risalah Semiloka sekaligus penutupan oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Denpasar. Door Prize
.
Hasil Akhir Semiloka
Sebagaimana disebutkan dalam Maksud dan Tujuan SEMILOKA, hasil akhir yang dituju adalah rumusan dari pembahasan yang dilakukan dalam sidang Semiloka yang dimaksudkan sebagai satu masukan bagi pengambil kebijakan pembangunan Kota Denpasar.
Hasil rumusan tersebut akan digabung dengan kertas kerja para penyumbang makalah lalu disunting menjadi sebuah buku yang terstruktur dengan baik, dilengkapi dengan ilustrasi visual tentang perwajahan arsitektur di Kota Denpasar. Selain media tercetak, hasil akhir Semiloka tersebut dikemas pula dalam format Multimedia CD sehingga melengkapi perbendaharaan pustaka digital Pemerintah Kota Denpasar.
.
Sekretariat Panitia
Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Denpasar
Kampus UNHI, Jl. Trengguli, Tembau, Denpasar 80238, Bali
Tel. 0361465720. http://www.tatakota.denpasar.go.id
tatakota@denpasar.go.id