Info IAI Daerah Bali, Juli 2008

Info "tercecer" IAI Daerah Bali, Juli 2008

Cukup lama IAI Daerah Bali tidak berkabar pada Anda. Bukan karena tidak ada kegiatan namun justru karena padat kegiatan sehingga penyampaian informasi di blog rada keteteran. Namun demikian, informasi lewat SMS, surat dan telepon, tetap kami lakukan terutama kepada para anggota profesional dan anggota mitra. Intinya adalah agar informasi kegiatan IAI Daerah Bali tetap nyambung ke seluruh anggota.
Beberapa kegiatan yang telah lewat pada kesempatan ini kami sampaikan sebagai satu laporan kegiatan secara ringkas disertai foto.

1. Seminar Arsitektur dan Hardware (Pendidikan)
Seminar ini diselenggarakan pada tanggal 19 Januari 2008 bertempat di Show Room MultistrukturJalan Teuku Umar Barat, Denpasar. Tampil sebagai pembicara dengan tema pemanfaatan hardware dalam arsitektur dari IAI adalah Ir. Wayan Gomudha, IAI dan Ir. Made Sukarmayasa sedangkan selebihnya adalah pembicara dari pihak produk hardware Multistruktur.

2. Pura Andakasa (Pengabdian Profesi)
Sebagai lanjutan dari program pengabdian profesi IAI Daerah Bali di Pura Kentel umi, Klungkung dan Pura Pangubengan, Besakih, Bappeda Kabupaten Karangasem mengundang IAI Daerah Bali untuk paruman (rapat) dengan pemaksan Pura Luhur Andakasa sekaligus melihat lokasi pura yang rencananya akan dipugar. Pertemuan pada tanggal 8 Februari 2008 tersebut selain dihadiri para prajuru pura, hadir pula Kepala Bappeda Karangasem (Ir. Nyoman Sukamara, CES,) dan Camat Manggis , sedangkan dari IAI Daerah Bali hadir Ketua IAI Daerah Bali Ir. Made Widnyana Sudibya, IAI. Pertemuan dilaksanakan di Pura Luhur Andakasa di puncak bukit Andakasa, Desa Angantelu, Kabupaten Karangasem ditempuh sekitar 30 menit mendaki dari arah desa Angantelu.
Kegiatan yang telah dilakukan usai rapat tersebut adalah pengukuran eksisting pura dan kini sedang disusun skematik perencanaan pemugaran.

3. Seminar Eko Arsitektur dan Kode Etik Arsitek (Pendidikan dan Organisasi)
Menyikapi isu pemanasan global yang makin gencar diwacanakan, IAI Daerah Bali tanggal 10 Mei 2008 yang lalu menyelenggarakan Seminar sehari dengan tema Eko Arsitektur dan Komunikasi Arsitektur di Wisma Werdapura, Sanur, Bali. Seminar yang diikuti oleh sekitar 125 anggota Mitra dan Profesional IAI Daerah Bali melibatkan pula peserta dari asosiasi jasa konstruksi lain seperti Inkindo, HDII, REI dan kalangan Jasa Pelaksana Konstruksi di Bali.
Seminar Eko Arsitektur menampilkan pembicara Ir. I Gusti Made Putra, Msi, dosen Jurusan Arsitektur Universitas Udayana, sedangkan pembekalan Komunikasi Arsitektur disampaikan oleh Ketua IAI Daerah Bali, Ir. Made Widnyana Sudibya, IAI. Pada acara tersebut diselenggarakan pula sesi Penataran Kode Etik Arsitek yang disampaikan oleh Ketua Kehormatan IAI Daerah Bali, Ir. Putu Rumawan Salain, Msi.
Terkait dengan isu lingkungan, pada Seminar tersebut diselenggarakan sesi pengenalan produk kayu karet sebagai bahan alternatif untuk karya arsitektur, interior dan seni kriya. Kayu karet olahan dengan teknologi Finger Joint Laminated Composed Product (FILP) dikemas dengan nama produk Decalumber merupakan produksi lokal oleh PT. Parindo Permai. Untuk saat ini, PT Parindo Permai masih mengandalkan kayu karet sebagai produk utama, namun dimasa mendatang direncanakan untuk memanfaatkan sumber kayu lainnya yang memasuki masa peremajaan.

4. Pameran Arsitektur Pesta Kesenian Bali XXX-2008 (Sinfar dan Pendidikan).
Pameran Arsitektur pada ajang budaya tahunan Pesta Kesenian Bali XXX-2008 ini adalah yang kelima kali sejak pertama IAI turut berperan serta dalam Pesta Kesenian Bali 2004. Pada setiap tahun kesertaan IAI Bali dalam Pameran Arsitektur Pesta Kesenian Bali, senantiasa diselaraskan dengan tema utama Pesta Kesenian Bali yang berganti setiap tahun. Tema Pesta Kesenian Bali XXX-2008 adalah Citta Wretti Nirodha yang berarti Pengendalian Diri Menuju Keseimbangan dan Keharmonisan.
Arsitektur (tradisional Bali), dalam rentang pandang IAI Daerah Bali, sesungguhnya amat lekat dengan tema tersebut. Akasa, Teja, Bayu, Apah dan Pertiwi disebut sebagai Panca Maha Bhuta atau lima unsur pembentuk alam (bhuwana agung) dan mahluk hidup termasuk manusia (bhuwana alit). Keharmonisan dan keseimbangan antara bhuwana agung dan bhuwana alit inilah yang menjadi dasar penciptaan karya arsitektur tradisional Bali. Dari dasar ini terurai berbagai filosofi Hindu yang dekat dengan pemahaman ruang lalu mengalir menjadi panduan teknis tata ruang dan arsitektur berupa tata fisik berupa sikut dan sukat yang pada akhirnya memilah pola arsitektur tradisional Bali menjadi kelompok arsitektur spiritual (kosalaning dewa), arsitektur sosial/komunitas (kosalaning desa dan tetambakan), arsitektur hunian (kosalaning pakubon), dan arsitektur ritus kematian (kosalaning wong pejah).
Seperti pameran tahun-tahun sebelumnya, pada pameran Pesta Kesenian Bali 2008 ini IAI Daerah Bali menggandeng 4 perguruan Tinggi Arsitektur yang ada di Bali, yaitu: Universitas Udayana, Universitas Warmadewa, Universitas Ngurah Rai dan Universitas Dwijendra yang masing-masing menyajikan materi terpisah pada dua panel.